BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada masa sekarang ini manusia kurang sadar
atau tidak mau sadar sekarang manusia pada umumnya sudah terjebak dalam
perekonomian kapitalis, dan kalau hendak melepaskan diri adalah sukar dan payah
sekali. Mereka ini terdiri dari golongan manusia yang memberikan hak kekuasaan
(Imperialisme) kepada modal (kapitalisme), dalam arti yang tidak terbatas.
Banyak sekali yang membenci dan menentang imperialisme dan kapitalisme tetapi
dalam soal ekonomi ini tidak menolak atau pura – pura tidak menolak. Contohnya
adalah dengan memakai salah satu alat dalam system ekonomi kapitalis yaitu
system bunga (riba).
System bunga (riba) bukan dari system
Islam, tetapi dari system jahiliyah baik yang dahulu ataupun
kontemporer-konvensional. System bunga (riba) bukan timbul dari ajaran Wahyu
yang bersumber dari Allah Taala. System bunga (riba) jelas haram, diperangi
Allah Taala dan Rasul-Nya dan pendapatan yang diperoleh darinya tidak berkah
dan dilaknat Allah Taala. Terbukti bahwa individu atau kelompok atau negara
yang mendapat penghasilan atau membangun dengan menggunakan uang riba ternyata
selalu dirundung nestapa dan duka yang tiada hentinya.
Manajemen keuangan merupakan bagian dari
tugas pimpinan perusahaan dengan tanggung jawab utama berupa
keputusan-keputusan penting menyangkut investasi dan pembiayaan perusahaan.
Jika hal ini dihubungkan dengan prinsip manajemen, maka aktivitas perolehan dan
penggunaan dana dimaksud harus dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam
kaitan ini terkandung berbagai fungsi manajemen; fungsi perencanaan, pengarahan
dan pengendalian di dalam menggunakan dan memenuhi kebutuhan keuangan
perusahaan
Manajemen keuangan melibatkan aktivitas investasi, pembiayaan dan kebijakan dividen dari perusahaan.
Manajemen keuangan melibatkan aktivitas investasi, pembiayaan dan kebijakan dividen dari perusahaan.
1.2
Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata
kuliah pengantar bisnis, dan juga supaya kita mengetahui bagaimana pengelolaan
keuangan dalam perspektif islam.
1.3
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kita akan membahas apa
itu pengelolaan keuangan dan bagaimana pengelolaan keuangan perusahaan dalam
perspektif islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan
Keuangan
Tidak sedikit orang
yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti manajemen[1].
Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang sama yaitu
tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah bentuk
bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya tujuan
organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda dengan
kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan orang
pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan yang
diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif.
Pengertian Manajemen
Keuangan mengalami perkembangan[2]
mulai dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh
dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana
serta pengelolaan terhadap aktiva.Beberapa definisi manajemen keuangan
diberikan sebagai berikut :
a.
Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan
menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b.
Suad Husnan: manajemen terhadap
fungsi-fungsi keuangan.
c.
Grestenberg: how business are organized to
acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts
business are distributed.
d.
James Van Horne: segala aktivitas yang
berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan
menyeluruh.
e.
Bambang Riyanto: keseluruhan aktivitas
perusahaan yang berhubungan dengan us aha mendapatkan dana yang dip erlukan
dengan biaya yang minimal dan syaratsyarat yang paling menguntungkan beserta
usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Pengertian diatas dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan tiga
aktivitas (fungsi) utama[3]
:
a.
Allocation of funds (aktivitas penggunaan
dana) yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi
dana berbentuk:
· Financial assets
(aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang mempunyai nilai pasar
karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertifikat
deposito, atau obligasi.
· Real assets (aktiva
riil) yaitu aktiva nyata: tanah, bangunan, peralatan.
b.
Raising of funds (aktivitas perolehan dana)
yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana balk dari sumber internal
perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik dividen.
Sumber dana pada perusahaan secara keseluruhan.
c.
Manajemen assets (aktivitas pengelolaan
aktiva) yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk
aktiva-aktiva harus dikelola seefisien mungkin.
Manajemen Keuangan
adalah mencakup suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan[4].
Berikut mengenai Fungsi Manajemen Keuangan :
a.
Perencanaan Keuangan yaitu membuat rencana
pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode
tertentu.
b.
Penganggaran Keuangan yaitu tindak lanjut
dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c.
Pengelolaan Keuangan yaitu Menggunakan dana
perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d.
Pencarian Keuangan yaitu mencari dan
mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
e.
Penyimpanan Keuangan yaitu mengumpulkan
dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
f.
Pengendalian Keuangan yaitu melakukan
evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
g.
Pemeriksaan Keuangan yaitu melakukan audit
internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Beberapa prinsip atau
kaidah dan tehnik manajemen[5]
yang ada relevansinya dengan al-Qur’an atau al-Hadits antara lain sebagai
berikut :
a.
Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar.
b.
Kewajiban menegakkan kebenaran.
c.
Kewajiban menegakkan keadilan.
d.
Kewajiban menyampaikan amanah.
Hal ini jelaslah bahwa
hak dan kewajiban seseorang dalam manajemen secara tegas diatur dalam hukum
syariah yang dinyatakan dengan dalil dan nash dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Semua hukum tersebut wajib dilaksanakan dan dikembangkan seperti hukum-hukum
lain. Dengan demikian prinsip-prinsip manajemen yang terdapat dalam al-Quran
dan al-Hadits selalu segar, mantap, tidak menemui kejanggalan ketika diterapkan
dalam praktek.
2.2 Tujuan Manajemen keuangan
Yang efisien memenuhi
adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian
keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu:
a.
Tujuan normatif manajemen keuangan adalah
mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang
saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
b. Tujuan memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang
perusahaan.
c.
Secara konseptual jelas sebagai pedoman
dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
d.
Manajemen harus mempertimbangkan
kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
e.
Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham
lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian
akuntansi.
f.
Tidak mengabaikan social objectives dan
kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan
produk.
g.
Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat
diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak
hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko
usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi
nilai perusahaan adalah:
· Perusahaan belum/tidak
go-publik: harga seandainya perusahaan dijual.
· Perusahaan go-publik:
harga saham yang dijual belikan di pasar modal.
h.
Dari indikasi tersebut dapat ditarik
pengertian:
· Memaksimalisasi nllai
perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
o Perusahaan bisa saja
meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasll penjualan saham
dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl pemerintah.
Dengan cara ini dijamin
laba akan besar tetapl keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah
lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk.
o Terminologl profit
memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak definlsl profit.
·
Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama
dengan memaksimalkan laba per-lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
o Tujuan memaksimalisasi
laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.
o Tidak mempertimbangkan
risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu
usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham
akan diikuti dengan penurunan harga saham.
2.3 Pengelolaan Keuangan Secara
Islam
“…Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”[6].
(Luqman :34).
Pada masa sekarang ini
manusia kurang sadar atau tidak mau sadar sekarang manusia pada umumnya sudah terjebak
dalam perekonomian kapitalis, dan kalau hendak melepaskan diri adalah sukar dan
payah sekali. Mereka ini terdiri dari golongan manusia yang memberikan hak
kekuasaan (Imperialisme) kepada modal (kapitalisme), dalam arti yang tidak
terbatas. Banyak sekali yang membenci dan menentang imperialisme dan
kapitalisme tetapi dalam soal ekonomi ini tidak menolak atau pura – pura tidak
menolak[7].
Contohnya adalah dengan memakai salah satu alat dalam system ekonomi kapitalis
yaitu system bunga (riba).
System bunga (riba)
bukan dari system Islam, tetapi dari system jahiliyah baik yang dahulu ataupun
kontemporer-konvensional. System bunga (riba) bukan timbul dari ajaran Wahyu
yang bersumber dari Allah Taala. System bunga (riba) jelas haram, diperangi
Allah Taala dan Rasul-Nya dan pendapatan yang diperoleh darinya tidak berkah
dan dilaknat Allah Taala. Terbukti bahwa individu atau kelompok atau negara
yang mendapat penghasilan atau membangun dengan menggunakan uang riba ternyata
selalu dirundung nestapa dan duka yang tiada hentinya.
Kita tentu masih ingat
waktu krisis moneter tahun 1997-1998 yang berimbas kepada krisis perbankan
melanda tanah air, suku bunga perbankan mencapai 70%. Walaupun suku bunga sudah
mencapai setinggi itu, tetap saja waktu itu para nasabah bank konvensional
banyak yang ingin melakukan penarikan dana tabungan besar-besaran dari
perbankan. Kalau pemerintah waktu itu tidak turun tangan memulihkan kepercayaan
terhadap perbankan nasional dengan memberikan bantuan finansial seperti program
BLBI dan program Rekapitalisasi , niscaya semua nasabah perbankan konvensional
tsb tidak akan bisa menarik dananya kembali dari perbankan karena perbankan
nasional waktu itu banyak yang mengalami kondisi negative spread yaitu suatu
kondisi di mana pendapatan bunga dari peminjam lebih kecil daripada beban bunga
yang harus dibayarkan kepada nasabah penabung.
Allah,SWT berfirman di
dalam Al-Qur’an :
“…Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Luqman :34)
Firman Allah,SWT dalam
ayat lain :
“Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.[8]”
(Al-Hasyr ayat 18).
Bila melihat kenyataan
dan memperhatikan firman Allah SWT di atas, kita tidak bisa memastikan apa yang
akan terjadi esok, apakah krisis jilid ke 2 bisa terjadi lagi atau tidak, yang
jelas adalah kita diperintahkan Allah, SWT untuk berusaha semaksimal mungkin
agar kita tidak mengalami kerugian di dunia maupun di akhirat kelak.
Oleh karena itu sudah
saatnya mulai sekarang kita semua bila tidak ingin rugi dunia dan akhirat,
dalam memanage keuangan pribadi maupun perusahaan lebih baik tidak hanya
melihat tingginya tingkat suku bunga perbankan jika kita menginvestasikan dana
ke perbankan , ataupun tingginya tingkat return hasil apabila dana
diinvestasikan bukan di perbankan. Tetapi lebih melihat kepada tingkat amannya
yakni apakah dana yang diinvestasikan bisa ditarik kembali jika sewaktu-waktu
dibutuhkan. Dan tingkat aman yang ideal hanya bisa dicapai apabila kita dalam
memanage keuangan memakai manajemen keuangan Islami yakni memanage keuangan
yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Banyak ayat-ayat
Al-Qur’an yang mengajarkan kita bagaimana memanage keuangan secara islami itu[9]
, pada kesempatan ini saya akan memberikan beberapa contohnya saja yaitu:
1. Meninggalkan riba (system bunga) dan
kembali kepada system ekonomi syariah (Al-Baqarah : 275-278).
2. Meninggalkan segala
bentuk pemborosan harta (Al-Isra: 26-27).
3. Meninggalkan segala bentuk usaha yang batil
dalam mencari penghasilan (An-Nisa :29).
4. Meninggalkan segala bentuk usaha yang
spekulatif /perjudian. (Al-Maidah :90).
5. Memperbanyak
amal/meninggalkan sifat kikir terhadap harta (Al-Isra-29).
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen Keuangan
adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,
pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau
perusahaan. fungsi manajemen; fungsi perencanaan, pengarahan dan pengendalian
di dalam menggunakan dan memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan.
Tujuan dengan adanya
manajer keuangan untuk mengelola dana perusahaan pada suatu perusahaan secara
umum adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan.
Suatu perencanaan
dilakukan melalui berbagai proses kegiatan Peramalan (forecasting), Tujuan
(objective), Rencana (policies), programes, procedures dan budget.
Beberapa prinsip atau
kaidah dan tehnik manajemen yang ada relevansinya dengan al-Qur’an atau
al-Hadits antara lain sebagai berikut :
e.
Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar.
f.
Kewajiban menegakkan kebenaran.
g.
Kewajiban menegakkan keadilan.
h.
Kewajiban menyampaikan amanah.
Banyak ayat-ayat
Al-Qur’an yang mengajarkan kita bagaimana memanage keuangan secara islami itu,
salah satunya ialah Meninggalkan segala bentuk pemborosan harta (Al-Isra: 26-27).
DAFTAR PUSTAKA
Mursyd, manajemen pemasaran, Bumi Aksara,
Jakarta : 2006
Muhammad, Manajemen Bank Syari`ah,edisi
revisi, Yogyakarta, 2005
Muhammad, Paradigma Managemen
Teologis-Etis, Jurnal Muqaddimah, PTAIS, Yogyakarta: 1997.
Sobrun Jamil, Manajemen dalam perspektif
islam, skripsi, Yogyakarta: 2002
Al Quran dan terjemahanya.
Al Quran dan terjemahanya.
Sudarso Heri, bank dan lembaga keuangan
syariah, deskripsi dan ilustrasi, Ekonisia kampus fakultas ekonomi UII,
Yogyakarta 2003.
www.google.com, manajemen keuangan islam.
[9] Sudarso Heri, bank dan
lembaga keuangan syariah, deskripsi dan ilustrasi, Ekonisia kampus fakultas
ekonomi UII, Yogyakarta 2003.
Nama saya Ibu Maria Pedro, manajer cabang JAMINAN GARANSI. Apakah Anda memerlukan pinjaman atau hipotek atau tunjangan lainnya? Apakah Anda memerlukan pinjaman? Sudahkah anda menolak bank dan lembaga keuangan lainnya? Cari tahu lebih banyak tentang masalah keuangan di masa lalu !!! Kami memberikan pinjaman kepada perusahaan, entitas dan individu dengan harga rendah dan wajar untuk jangka waktu tetap 1-30 tahun dan enam bulan sebelum dimulainya cicilan bulanan. Anda bisa menghubungi kami melalui e-mail: (mariapedroguaranteetrustloan@gmail.com)
BalasHapusDATA APLIKASI
1) nama:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Jenis Kelamin:
5) Status perkawinan:
6) Pekerjaan:
7) Nomor Telepon:
8) posisi di tempat kerja:
9) penghasilan bulanan:
10) Jumlah pinjaman:
11) Jangka waktu pinjaman:
(12) Tujuan pinjaman:
13) Tanggal Lahir:
Terima kasih